Dia yang kaya, kita yang mati, slogan iklan anti rokok yang dipasang di kaca belakang sebuah bus Transjakarta berhenti tepat ketika lampu merah menyala. Mau tak mau suka tak suka yg dibuntut bus pasti langsung membacanya. Dihiasi gambar paru-paru yang menghitam akibat asap rokok. Tentunya, ini salah satu upaya menghambat bertambahnya pecandu rokok di negeri ini. Memang sudah seharusnya slogan dilarang merokok disebar dimana-mana.

Semoga iklan layanan masyarakat ini efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok pada masyarakat kita. Dia yang kaya, kita yang mati, bila kita menyadari efek buruk dari rokok tentu tak sebanding dengan kenikmatan sesaat yang diberikannya. Sudah banyak orang-orang disekitar kita yang menderita penyakit yang memprihatinkan akibat rokok. Terlebih, para perokok tak mempedulikan lagi dimana mereka merokok, mereka ada dimana-mana dan sungguh mengganggu terutama merokok di tempat-tempat umum yang tentunya mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain.

 

Dilarang Merokok di Tempat-Tempat Publik

Selayaknya ditempat-tempat publik kawasan Dilarang Merokok seharusnya diperbanyak. Sehingga tentu saja akan mempersempit area umum yang terkontaminasi asap rokok. Seyogyanya juga setiap kegiatan pemerintah, baik itu rapat kecil atau acara besar sekalipun seharusnya menjadi acara yang bebas dari asap rokok. Ini salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Apalagi saat ini semakin banyak korban akibat asap rokok. Terutama para perokok pasif yang yang tak tahu apa-apa tetapi menjadi korban.

 

Masih ingat Tuhan Sembilan Senti Taufik Ismail?

Ya, begitu Indonesia menjadi surga bagi perokok.  Tak kenal tempat tak kenal waktu. Dimana-mana asap, semua asap. Sehingga tak ada lagi tempat yang bersih dari asap.

Lebih miris lagi bahwa masyarakat yang tergolong tidak mampu yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari kebanyakan adalah perokok berat yang sanggup beli rokok tapi tak sanggup beli beras. Sampai kapan ini berakhir?

Seperti yang diajarkan Romy Rafael dalam sebuah buku hipnoterapi untuk berhenti dari kebiasaan merokok, kapanpun dan dimanapun sudah saatnya katakan: “Maaf, Saya Bukan Perokok!” dan mari dukung masa depan Indonesia bebas asap rokok demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. jangan biarkan dia yang kaya, kita yang mati menjadi kenyataan.