kerajaan dongeng

Gambar dari tiwiputripratiwi.blogspot.com

Menjelang malam setelah belajar seperti biasa adi siswa kelas satu SD asyik mendengarkan dongeng pengantar tidur sang kakek,….di sebuah wilayah KADIPATEN yg dipimpin oleh seorang ADIPATI, dibawah kekuasaan  kerajaan DENDANG KINCARA nun jauh di alam IMAJINER sang kakek terjadi kelaparan dan kekeringan, hal itu disebabkan tidak adanya hujan selama bertahun tahun lamanya, karena kebutuhan pangan masyarakat kadipaten tidak sesuai dengan yg dibutuhkan, segala cara sudah dilakukan,  namun hasilnya masih nihil.

Akhirnya ADIPATI membuat SAYEMBARA barang siapa yg dpt mndatangkan hujan akan mendapatka emas yg banyak, setelah diumukan banyak sekali para orang sakti dari segala penjuru datang untuk mengadu kesaktian, tidak hanya dari kadipaten tersebut bahkan dari luar kadipaten yg lain yg masih didalam kerajaan DENDANG KINCARA pun ikut karena dalam aturan kerajaan setiap SAYEMBARA boleh di ikuti oleh siapaun se nusantara kerajaan.

Singkat cerita adu kesaktianpun dilaksanakan, dengan teknis satu persatu orang sakti naik keatas tempat yg tinggi yg dipersiapkan disaksikan khalayak ramai dan diberi masing-masing waktu untuk melakukan ritual permohonan turun hujan, peserta pertama langsung berhasil menurunkan hujan dan sekaligus meberhentikannya, berikutnya pun ada yg berhasil dan ada yg tidak.

Setelah selesai kesemuanya, adipati memerintahkan bendahara kadipaten membayarkan kepada para peserta ug berhasil, dengan catatan akan ditugaskan menurunkan hujan ditempat dan waktu yg akan dijadwalkan oleh ADIPATI, para pemenang/orang sakti bersorak sorai, kecuali orang sakti yg kalah, selang beberapa menit ketika perkumpulan sayembara di halaman KADIPATEN itu akan membubarkan diri berteriaklah seorang dari yg kalah…”maaf adipati saya ingin bertanya, mengapa sebagian besar yang berhasil mendatangkan hujan adalah para orang sakti dari luar KADIPATEN ini?sementara kami orang sakti yang ada didalam kadipten ini hanya  sebagian kecil…..?”

Sang ADIPATI segera menjawab….”wahai orang sakti bukankah jelas aku melaksanakan sayembara pun masih mengikuti aturan KERAJAAN yaitu diperkenankan bagi peserta di luar KADIPATEN, bukankah kita ini wilayah KADIPATEN yg juga tunduk pada aturan kerajaan?.. Tak puas dengan jawaban sang ADIPATI, orang sakti itupun bertanya lagi, “lantas kenapa kami berdoa di tempat yg sama tapi hasilnya berbeda?orang sakti dari luar kadipaten yang banyak di turunkan hujan sementara kami orang sakti dalam kadipaten sedikit yg diturunkan, ?”, dengan tenang sang ADIPATI menjawab” mungkin kesaktian dan keyakinan kalian yg berbeda beda sehingga hasilnyapun berbeda”….,

“Oalahhhh omong kosong ini semua, sambil emosi orang sakti tadi menjerit…..berarti ada ada kecurangan yg dikakukan oleh para panitia HUJAN dialam nirwana sana donk adipati?!……sang adipati menjwb “ssssssssstttt jangan sembarangan bicara karena rakyat dan raja kita membenci orang-orang yang menuduh orang lain tanpa ada bukti nyata atau YANG MAHA KUASA belum membuktikannya”, dengan campuran rasa yg berbeda-beda para peserta dan panitiapun membubarkan diri…..,

Disela-sela kantuknya adi siswa SD bertanya kepada kakek, kek yg benar yang mana sih kek?orang sakti yg bertanya?atau adipati?atau emang benar ada kecurngan oleh panitia hujan di alam nirwana? Kakekpun menjawab sssssssssstttttt jangan sembarangan cucuku, waulahualam bishawwab siapa yang benar hanya gusti ALLAH YANG MAHA TAHU……yang pasti kamu jangan berbudaya bicara tanpa bukti nyata, dan jangan dibiasakan berperan seolah diri HAKIM dan melangkahlah sesuai ATURAN HUKUM serta hargailah orang yg melangkah diatas rel hukum tersebut, tapi kalo dia jatuh dari rel, ya kakek juga setuju kalo kamu menabraknya… udah tidur sana…….hoahhhhhh….ngantuk (jangan terlalu dibesarkan ini non fiksi kok ceritanya eh salah maksudnya fiksi hehe@penulis)